TBL: Taman Banyu Langit (TBL) di pedukuhan Perkutukan, desa Peniron, Pejagoan Kebumen; lokasi perhelatan "Ruwat Dadung" yang akan digelar mulai Rabu (19/6) tengah hari hingga sore. Malam harinya bakal dimeriahkan pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Eko Suwaryo [Foto: ap]
Mengintegrasikan kearifan tradisi menjadi bagian dari daya
tarik dalam destinasi wisata merupakan upaya promise yang brilian. Gagasan
menggelar ritual “Ruwat Dadung” (Ruwat
Dhadhung_Jw) di Taman Banyu Langit (TBL) sejak pendiriannya akhir Januari
2018 lalu pun menjadi kenyataan dalam beberapa hari ke depan.
Ritual tradisi “Ruwat Dadung” sendiri, sesungguhnya, telah
dilangsungkan sejak abad silam. Sebuah upacara tradisional berupa selamatan untuk
mensyukuri ternak (Rajakaya_Jw) piaraan
petani pedukuhan Perkutukan desa Peniron,
Pejagoan.
KRIGAN: Warga bergotong-royong menata lokasi menjelang dihelatnya ritual "Ruwat Dadung" di Taman Banyu Langit, di pedukuhan Perkutukan, desa Peniron [Foto: ap]
Dalam relasi tradisional masyarakat agraris, penghormatan
terhadap alam semesta, bumi dan seisinya; memang terpelihara harmonisasinya.
Termasuk di dalamnya hubungan antara manusia dengan ruang hidupnya; bahkan antara
petani dengan Rajakaya miliknya.
Dalam kesehariannya, keberadaan Rajakaya biasanya berupa kerbau atau sapi (lembu_jw) memiliki peran sebagai penyokong proses produksi.
Ternak-ternak ini selalu dilibatkan dalam pekerjaan pertanian, dari mengolah
lahan hingga mengangkut hasil panen.
Sebegitu pun, pelibatan hewan ternak ini dalam kerja-kerja
bertani, tidak boleh bersifat eksploitasi. Ada hari-hari tertentu, seperti
Selasa Kliwon, Jumat Kliwon dan Kamis Manis; yang ditetapkan sebagai larangan untuk mempekerjakan hewan.
Ketentuan ini berlaku mengikat, semacam “kode etik” dan
larangan untuk mengeksploitasi hewan piaraan Rajakaya milik petani. Bahkan secara berkala, biasanya tiap 3 tahun
sekali, hewan-hewan ini diberkati (diruwat_jw)
melalui upacara “Ruwat Dadung” yang dilangsungkan paska musim panen kedua.
Terminologi selamatan “Ruwat Dadung” ini, secara rinci bakal
dimanifestasikan dalam pagelaran wayang kulit yang akan dihelat pada Rabu
(19/6) oleh dalang ruwat Ki Siswadi
dari Clapar Karanggayam. Pagelaran ruwatan akan dimulai sejak tengah hari hingga
sorenya.
Sedangkan untuk malam harinya bakal digelar pentas wayang dengan
lakon “Sesaji Raja Surya” oleh dalang kondang Ki Eko Suwaryo [ap]
0 komentar:
Posting Komentar