Minggu, 16 Juni 2019

Ritual “Ruwat Dadung” di Taman Banyu Langit Peniron

TBL: Taman Banyu Langit (TBL) di pedukuhan Perkutukan, desa Peniron, Pejagoan Kebumen; lokasi perhelatan "Ruwat Dadung" yang akan digelar mulai Rabu (19/6) tengah hari hingga sore. Malam harinya bakal dimeriahkan pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Eko Suwaryo [Foto: ap]

Mengintegrasikan kearifan tradisi menjadi bagian dari daya tarik dalam destinasi wisata merupakan upaya promise yang brilian. Gagasan menggelar ritual “Ruwat Dadung” (Ruwat Dhadhung_Jw) di Taman Banyu Langit (TBL) sejak pendiriannya akhir Januari 2018 lalu pun menjadi kenyataan dalam beberapa hari ke depan.

Ritual tradisi “Ruwat Dadung” sendiri, sesungguhnya, telah dilangsungkan sejak abad silam. Sebuah upacara tradisional berupa selamatan untuk mensyukuri ternak (Rajakaya_Jw) piaraan petani  pedukuhan Perkutukan desa Peniron, Pejagoan.

KRIGAN: Warga bergotong-royong menata lokasi menjelang dihelatnya ritual "Ruwat Dadung" di Taman Banyu Langit, di pedukuhan Perkutukan, desa Peniron [Foto: ap]

Dalam relasi tradisional masyarakat agraris, penghormatan terhadap alam semesta, bumi dan seisinya; memang terpelihara harmonisasinya. Termasuk di dalamnya hubungan antara manusia dengan ruang hidupnya; bahkan antara petani dengan Rajakaya miliknya.

Dalam kesehariannya, keberadaan Rajakaya biasanya berupa kerbau atau sapi (lembu_jw) memiliki peran sebagai penyokong proses produksi. Ternak-ternak ini selalu dilibatkan dalam pekerjaan pertanian, dari mengolah lahan hingga mengangkut hasil panen.

Sebegitu pun, pelibatan hewan ternak ini dalam kerja-kerja bertani, tidak boleh bersifat eksploitasi. Ada hari-hari tertentu, seperti Selasa Kliwon, Jumat Kliwon dan Kamis Manis; yang ditetapkan sebagai larangan untuk mempekerjakan hewan.


Ketentuan ini berlaku mengikat, semacam “kode etik” dan larangan untuk mengeksploitasi hewan piaraan Rajakaya milik petani. Bahkan secara berkala, biasanya tiap 3 tahun sekali, hewan-hewan ini diberkati (diruwat_jw) melalui upacara “Ruwat Dadung” yang dilangsungkan paska musim panen kedua.

Terminologi selamatan “Ruwat Dadung” ini, secara rinci bakal dimanifestasikan dalam pagelaran wayang kulit yang akan dihelat pada Rabu (19/6) oleh dalang ruwat Ki Siswadi dari Clapar Karanggayam. Pagelaran ruwatan akan dimulai sejak tengah hari hingga sorenya.

Sedangkan untuk malam harinya bakal digelar pentas wayang dengan lakon “Sesaji Raja Surya” oleh dalang kondang Ki Eko Suwaryo [ap]

0 komentar:

Posting Komentar