Ketoprak Dangsak

Pentas Ketoprak Dangsak "Reksa Mustika Bumi" kolaborasi Cepetan Alas dengan Ketoprak. Pentas ini digelar DKD Kebumendi PRPP Jateng [Foto:AP]

Lengger Banyumasan

Pementasan seni tradisi lengger dari Dariah; tokoh legendaris"Lengger Banyumasan"

Suro Bulus, Parodi Satire Ketoprak Rakyat

Lakon carangan "Suro Bulus" yang merupakan manifestasi perlawanan masyarakat tradisi terhadap kejahatan korporasi tambang

DRAS SUMUNAR, Tetet Srie WD

Pagelaran "Serat Dras Sumunar" karya Tetet Srie WD di Roemah Martha Tilaar Gombong

Dewa Ruci

Pentas wayang dengan lakon "Dewa Ruci" dalam Festival Dalang Anak di Banjarnegara. Tiga dari empat dalang cilik Kebumen sabet juara [Foto:AP]

Minggu, 13 Agustus 2017

Komunitas Kedung Gelar Workshop Film Pelajar Kebumen

WORKSHOP: Sebagian peserta Workshop Film Pelajar tengah berdiskusi dengan Cahyo Prihantoro, pemateri pada Kelas Tataletak Kamera, di halaman SMK 1 Karanggayam tempat pelaksanaan Workshop [Foto: Puput]

Komunitas Kedung kembali menggelar serangkaian kegiatan dengan framing Sinema Kedung Meng Desa-Desa (SKMDD) 2017. Program yang rintisannya berisi kegiatan pemutaran film keliling desa di Kabupaten Kebumen ini, belakangan mulai menapaki fase pengembangan signifikan di tahun kedua pelaksanaannya.

Pengembangan dimaksud berupa workshop film dan bantuan fasilitasi produksi untuk pelajar. Workshop produksi film pendek fiksi dalam rangka SKMDD 2017 dilaksanakan tiga hari dari tanggal 11-13 Agustus di SMK 1 Karanggayam, Desa Kebakalan. Peserta workshop berasal dari tiga sekolah yaitu SMK 1 Karanggayam, SMK 1 Kebumen, dan SMK 1 Gombong.

Sejak awal tahun 2017 workshop film memang semakin marak digiatkan oleh Komunitas Kedung. Terutama bekerjasama dengan Cinema Lover’s Community (CLC) Purbalingga untuk kebutuhan produksi film fiksi.

"Pengembangan program SKMDD 2017 ini menarik untuk melengkapi kebutuhan para pelajar Kebumen yang sebelumnya sudah kuat di penggarapan dokumenter lewat kerja prakerin dari Sangkanparan Cilacap”, papar Bowo Leksono. “Ini menjadi tanggung jawab kami yang bergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas Raya”, sambung Direktur CLC Purbalingga sekaligus pemateri pada Kelas Penulisan Skenario.

Selain Kelas Penulisan Skenario diadakan Kelas Manajemen Produksi, Tata Kamera dan Tata Gambar yang kesemuanya juga diisi oleh pemateri dari CLC. Tahap berikutnya dari workshop ini adalah proses produksi karya para pelajar Kebumen di bulan September dengan batasan tema "Dolan Sawah, Pantai dan Waduk".

Direktur Program Workshop, Puput Juang menjelaskan "Tema ini diangkat untuk semakin mengenalkan potensi daerah Kebumen yang masih luput atau terlewat ke publik yang lebih luas melalui medium film pendek. Isu-isu terkini dan berbagai konteks yang berkaitan juga diupayakan terangkum di dalamnya".

Ditambahkan bahwa sebagai out-put workshop seusai proses produksi, 3 karya film pelajar yang telah jadi akan diputar perdana berkeliling desa di bulan Oktober tahun ini. Sedangkan pemutaran secara spesifiknya akan dihelat di Bioskop Perpustakaan dan Arsip Daerah Kebumen.


Bersinergi

BOWO LEKSONO: Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono tengah mmaparkan materi pembelajaran untuk Kelas Penulisan Skenario pada Workshop Film Pelajar (12/8) di SMK 1 Karanggayam Kebumen [Foto: Puput]
____

Dihubungi terpisah di sela kesibukannya sebagai pemateri Workshop, film-maker sekaligus Direktur CLC asal Purbalingga Bowo Leksono mengaku senang sekaligus merasakan suatu tantangan tersendiri terkait perkembangan kekinian bidang sinema di kalangan muda terdidik; terutama pelajar SMK.

Situasi demikian menemukan taut simultan dengan makin populernya sekolah kejuruan yang membuka jurusan multimedia sejak dekade awal milenium ketiga. Sebagai penggagas sekaligus pegiat festival film, Bowo sendiri telah menghelat event tahunan ini selama lebih satu dasawarsa. Dan untuk tahun 2017 ini, Kebumen diproyeksikan masuk menjadi ajang pemutaran film dalam rangka festival tahunan.

Secara programatik, di kalangan pegiat sinema seperti CLC Purbalingga, Sangkanparan Cilacap dan Komunitas Kedung Kebumen telah terjalin suatu jaringan kerja bersama yakni Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFBR) yang memudahkan kerja-kerja bersinergi dengan SMK yang punya program studi multimedia ada.

“Dengan begitu, kami bekerja sesuai spesialisasinya dan sekolah dapat mengembangkan diri sesuai program studinya”, pungkas Bowo. [put]
   

Senin, 07 Agustus 2017

Pelajar Kebumen Raih Penghargaan FESTIVAL FILM PURBALINGGA 2017

August 7, 2017

Agustina Nurtika (berkerudung) menerima penghargaan dalam ajang FFP 2017

Setelah sebelumnya sempat mendapat penghargaan pada ajang Festival Film Pelajar Jogja (2016) dan, Malang Film Festival (2017) Urut Sewu Bercerita, sebuah film dokumenter garapan pelajar SMKN1 Kebumen kembali raih penghargaan sebagai film dokumenter terbaik.
Festival Film Purbalingga semula hanya dikhususkan untuk Pelajar se-Banyumas Raya (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara). Namun menginjak tahun yang ke-11 ini, Festival Film Purbalingga membuka ruang bagi pelajar Kebumen untuk ikut serta berkompetisi dalam ajang Festival. Melalui kerja-kerja berjejaring yang selama ini dilakukan Kebumen memiliki potensi yang semakin menggairahkan dalam bidang film. Oleh sebab itulah, para penggerak komunitas di Banyumas Raya yang bernaung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) mengajak serta komunitas yang ada di Kabupaten Kebumen untuk menjadi keluarga besar JKFB. Kerja-kerja tersebut dapat dilihat dengan semakin meningkatya prestasi yang didapat oleh pelajar Kebumen belakangan ini.
Sabtu, 5 Agustus 2017 di Alun-alun Purbalingga sebuah panggung meggah lengkap dengan seperangkat sound system dan lampu warna-warni telah diramaikan oleh para pengunjung. Para pelajar dan pembuat film dari 5 Kabupaten (Cilacap, Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara dan Kebumen) berkumpul menyaksikan gelaran Malam Penganugerahan Festival Film Purbalingga 2017. Irama Calung serta tarian membuka acara yang semakin membuat para pembuat film berdebar-debar menunggu hasil pengumuman Jawara pada Festival Film Purbalingga 2017.
Ada beberapa penghargaan yang akan diberikan dalam penyelenggaraan Festival Film Purbalingga 2017 antara lain : Penghargaan Lintang Kemukus, Penghargaan Film Dokumenter Pelajar Terfavorit, Penghargaan Film Fiksi Pelajar Terfavorit, Penghargaan Film Dokumenter Terbaik dan Penghargaan Film Fiksi Terbaik.
Penghargaan Lintang Kemukus kepada Seniman Berdedikasi kategori Seni Kontemporer, diberikan kepada Syaikhul Irfan selaku penggerak Seni Teater Komunitas Kie Bae Sokaraja. Sedangkan Penghargaan Lintang Kemukus kategori Seni Tradisi diberikan kepada group seni Lengger Lanang “Ngudi Rayahu” dari desa Panusupan Kecamatan Rembang, Purbalingga.
Adapun judul-dudul film pelajar yang menyabet penghargaan dalam Festival Film Purbalingga tahun 2017 antara lain : FILM DOKUMENTER TERFAVORIT diraih oleh Film Beras Bosok Kanggo Rakyat karya Fajar Wiguna – Brankas Film, SMAN2 Purbalingga, FILM FIKSI TERFAVORIT diraih oleh film “Lintah Darat” karya Putri Zakiyatun Ni’mah – Sabuk Cinema SMA Negeri Bukateja Purbalingga. Kemudian Film berjudul “Kesambet” yang disutradarai oleh Ilman Dafai – Gerilya Pak Dirman SMA N 1 Rembang Purbalingga meraih penghargaan FILM FIKSI TERBAIK. Sedangkan Film Berjudul “Urut Sewu Bercerita” sutradara Dewi Nur Aeni  – SMK N 1 Kebumen raih penghargaan sebagai FILM DOKUMENTER TERBAIK Festival Film Purbalingga 2017.
Agustina Nurtika selaku editor dalam film Urut Sewu Bercerita menceritakan pengalamanya. Dirinya bersama teman-teman sempat merasa takut saat memproduksi film ini. Karena saat mengambil gambar di perkebunan, ada beberapa tentara yang mengawasi. “Yaa takut, karena film ini kan ada hubunganya sama tentara, waktu produksi kita diawasi” ungkap gadis cantik berkerudung pink yang mewakili Dewi Nur Aeni menerima penghargaan di Panggung Festival Film Purbalingga 2017.
Dimalam Penganugerahan Festival Film Purbalingga 2017 ini, hadir beberapa pejabat perfilman dari Badan Perfilman Indonesia (BPI) seperti Adrian Jonathan Pasaribu – Ketua Bidang Apresiasi, Literasi dan Pengarsipan (BPI), Leni Lolang – Ketua Bidang Festival Dalam Negeri dan Penghargaan (BPI), Tito Imanda – Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (BPI),  Maman Wijaya – Ketua Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Serta Rosalis R Adenan – Direktur Antar Lembaga Luar Negeri, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia . Mereka semua hadir menyaksikan gelaran Festival Film Purbalingga 2017, duduk bersama sejajar dengan para pembuat film dan penonton yang saat itu hadir memadati malam Penganugerahan Festival Film Purbalingga 2017. (*san)
https://sangkanparan.com/2017/08/07/pelajar-kebumen-raih-penghargaan-festival-film-purbalingga-2017/