Ketoprak Dangsak

Pentas Ketoprak Dangsak "Reksa Mustika Bumi" kolaborasi Cepetan Alas dengan Ketoprak. Pentas ini digelar DKD Kebumendi PRPP Jateng [Foto:AP]

Lengger Banyumasan

Pementasan seni tradisi lengger dari Dariah; tokoh legendaris"Lengger Banyumasan"

Suro Bulus, Parodi Satire Ketoprak Rakyat

Lakon carangan "Suro Bulus" yang merupakan manifestasi perlawanan masyarakat tradisi terhadap kejahatan korporasi tambang

DRAS SUMUNAR, Tetet Srie WD

Pagelaran "Serat Dras Sumunar" karya Tetet Srie WD di Roemah Martha Tilaar Gombong

Dewa Ruci

Pentas wayang dengan lakon "Dewa Ruci" dalam Festival Dalang Anak di Banjarnegara. Tiga dari empat dalang cilik Kebumen sabet juara [Foto:AP]

Senin, 21 November 2016

FTJ 2016 Pamerkan Arsip-Arsip Teater

Sumber: Antara | 21 November, 2016

ILUSTRASI. Penampilan peserta asal kalimantan barat dalam pementasan Festival Nasional Teater 2016 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (16/5). Antara Foto/Aprillio Akbar.
Festival Teater Jakarta (FTJ) 2016 yang diselenggarakan Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) memamerkan arsip-arsip yang menjadi ikon dalam perkembangan seni teater Indonesia.

Ketua Komite Teater DKJ Afrizal Malna di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin malam, mengatakan pameran arsip tersebut memperlihatkan kehidupan teater di masa transisi antara sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia.
"Tujuannya supaya publik dan para pegiat seni teater memahami mata rantai yang lebih panjang ke belakang," kata dia.
Pemilihan arsip-arsip teater dalam pameran tersebut dilakukan berdasarkan hasil riset dari sastrawan Zen Hae dengan mencari arsip yang menjadi penanda keadaan dan memiliki ikon yang kuat.
"Kami mencari artefak teater yang ikonik di eranya dan berhubungan dengan politik pada saat itu," kata Afrizal.
Pameran arsip teater FTJ 2016 menampilkan berbagai dokumen yang beragam, antara lain 22 gambar cetak dengan media kain yang memperlihatkan tulisan, foto, undangan pertunjukan teater, dan halaman depan surat kabar yang merupakan koleksi Perpustakaan Nasional.

Terdapat pula 10 perangkat audio yang memperdengarkan ceramah budaya dan diskusi naskah teater oleh satrawan dan budayawan seperti Astaman, Ikranegara, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, Arswendo Atmowiloto, Kuntowijoyo, dan Putu Wijaya.

Pameran tersebut juga memberikan informasi mengenai lini masa teater Indonesia sejak masa permulaan pada 7 Desember 1821 atau berdiri gedung kesenian pertama kali di Batavia hingga 1968 ketika sutradara teater Arifin C Noer mendirikan Teater Ketjil Jakarta.

FTJ 2016 mengambil tema "Transisi" dan berlangsung selama 19 hari dari 21 November sampai 9 Desember. Sebanyak 26 grup teater berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Tema "Transisi" dipilih sebagai upaya untuk melepas batas antara tradisi dan modern mengingat pelaku seni pertunjukan teater sering kali terjebak dalam pemilihan bentuk teater yang ekstrem, misalnya memilih berkesenian teater modern dan meninggalkan teater tradisional.

Penyelenggara festival tersebut adalah Komite Teater DKJ bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Ekonomi Kreatif.

FTJ pada awalnya bernama Festival Teater Remaja Jakarta dan mulai bergulir pertama kali pada 1973 diprakarsai oleh Wahyu Sihombing dari Komite Teater DKJ.

Festival tersebut bertujuan membina secara simultan kelompok-kelompok teater dalam jangkauan dua aspek pokok, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
Untuk mencapai sasaran tersebut, FTJ merumuskan konsep tematik berdasarkan ketetapan Komite Teater DKJ dengan mempertimbangkan aspirasi asosiasi perteateran dari wilayah kota administrasi se-DKI Jakarta. 

Jumat, 18 November 2016

Festival Teater Jakarta 2016 Transisi

Oleh : Lia H. Yulius

Festival Teater Jakarta 2016 kali ini berlangsung di Plaza Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki selama 19 hari dari 16 November - 9 Desember 2016, diramaikan 26 group teater. Selain menggelar pertunjukan FTJ 2016 juga menyelenggarakan beragam lokakarya yang terbuka untuk umum, seperti lokakarya sensor gerak, fotografi seni pertunjukan, jurnalisme seni pertunjukan, dan riset teater lewat jalan mural.  Selain itu, masih ada pula program kurotarial FTJ 2016, pameran dan diskusi arsip, pasar seni dan kafe aktor.
FTJ 2016 kali ini bertema Transisi, diambil sebagai upaya untuk melepas batas antara tradisional dan modern.  Dalam konteks sejarah seni pertunjukan Indonesia, pelaku seni pertunjukan teater sering kali terjebak dalam pemilihan bentuk teater yang ekstrim, misalnya ketika teater modern dipilih, maka teater tradisional ditinggalkan. Padahal teater tradisional saat ini masih ada dan memiliki pasarnya, menurut pernyataan Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Afrizal Malna.  Transisi juga menjadi visi Dewan Kesenian Jakarta untuk mengubah citra orientasi Festival Teater Jakarta.  Menurut Afrizal, FTJ saat ini belum bisa beranjak dari anggapan masyarakat dan juga pelaku seni itu sendiri, bahwa festival itu hanya sekedar sebagai lomba.  “Kami ingin FTJ lebih dari sekedar lomba.  Diharapkan kelompok teater yang tampil bisa memposisikan diri sebagai sebuah seni pertunjukan yang mampu merespons kondisi lingkungan,” ujar Afrizal.

Dengan melepas batas, diharapkan teater-teater tradisional bisa terlibat lagi dengan perubahan-perubahan yang terjadi sekarang.  Para pelaku teater yang terlibat dalam pementasan FTJ, baik modern maupun tradisional, diharapkan bisa menghasilkan karya yang melepas batas-batas antara tradisional dan modern.

Pada malam pembukaan tanggal 21 November 2016 nanti akan berlangsung pentas kolaborasi sejumlah seniman berjudul T.T.T (To the Tit) yang disutradarai Yustiansyah Lesmana (Jakarta), Dramaturg Taufiq Darwis (Bandung), dan Ensamble Tikoro (Bandung).  Selama pertunjukan itu berlangsung, sekaligus akan merespons instalasi bambu berbentuk paus raksasa berjudul The Leviathan Lamalera karya Jonas Sestakresna (Denpasar).

Sementara pada malam penutupan 9 Desember 2016 nanti, selain dibacakan pemenang FTJ 2016, penonton juga akan dihibur dengan penampilan kelompok teater hyper-performance Muda dari Jepang dengan karya berjudul SEMEGIAI Random 02.  “Ini merupakan terobosan bagi FTJ yang berusaha mengangkut kerja lintas media dan keberagaman sudut pandang dalam melihat media teater” kata Afrizal Malna.

Kelompok-kelompok teater yang akan tampil di FTJ 2016 akan terbagi ke dalam “empat sayap”:
  • Sayap Utama berisi penampilan 16 grup teater yang menjuarai babak penyisihan Festival Jakarta di lima wilayah DKI Jakarta.
  • Sayap Tamu menampilkan empat kelompok teater undangan, yaitu Jaring Project (Yogyakarta), Artery (Jakarta), Padepokan Seni Madura (Madura), Sena Didi Mime Indonesia (Jakarta).
  • Sayap Klasik adalah pentas grup-grup teater traditional yang hingga kini masih bertahan di Jakarta, yaitu Lenong Denes Puja Betawi, Sahibul Hikayat Ita Saputra, Wayang Orang Bharata, Sandiwara Sunda Miss Tjitjih.
  • Sayap Perspektif akan menampilkan dua kelompok di malam pembukaan (kolaborasi seniman) dan penutupan (kelompok Muda dari Jepang).

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Irawan Karseno menyambut baik kerja keras Komite Teater DKJ untuk mengakomodasi program-program berskala nasional maupun international. Kerja sama DKJ dengan berbagai pihak bertujuan mencapai posisi tawar terbaik bagi dunia kesenian.  “Kami ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah (daerah dan nasional) untuk menjadikan kembali kesenian sebgai aspek penting dan strategis bagi kehidupan,” kara Irawan.

Kepala Bidang Sumber Daya Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Supriyatin, mengatakan bahwa instansinya sangat mendukung berbagai kreativitas seni melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Buka hanya FTJ, tetapi kami juga mendukung kegiatan teater lain, di antaranya Festival Teater SMA dan Festival Teater Anak. “Melalui Unit Pelaksana Pusat Pendidikan Seni Budaya, kami bekerja sama dengan para seniman untuk melakukan pelatihan-pelatihan bidang teater,” kata Supriyatin.

FTJ 2016 diselenggarakan oleh Komite Teater Dewan Kesenian Jakata dan didukung oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.  Dukungan juga datang dari Badan Ekonomi Kreatif, media massa dan pihak-pihak lainnya.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan FTJ 2016, silahkan mengunjungi website: Festival Teater Jakarta , atau menghubungi:
- Bayu Kandi Communication (088213098062)
- Utami Kandil Communication (085691040782).

Editor: Paul M Nu
http://kbr.id/dari_pojok_menteng/11-2016/_advertorial__festival_teater_jakarta_2016_transisi/86843.html