Selasa, 09 Januari 2018

Satu malam bersama Lengger Lanang


Selasa, 9 Januari 2018 16:35:00 
Reporter : Abdul Aziz

Satu malam bersama Lengger Lanang. Lengger Lanang adalah salah satu figur khas kebudayaan Banyumas. Berorientasi kepada kesenian rakyat, Lengger Lanang lahir di luar ekses peradaban negaragung. Tiap penari laki-laki berdandan ala perempuan, menyihir ratusan penonton.

Rumah Lengger berkomitmen mengenalkan kembali tradisi Lengger Lanang. Diisi oleh sejumlah anak muda, rata-rata mereka berusia 18 sampai 30 tahun yang sejak kanak menggandrungi seni tari.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Tak hanya menari, mereka juga paham betul pengetahuan tata rias. Bulu mata palsu, bedak beraneka warna senjata mereka.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Lengger lanang juga salah satu seni tradisi 'cros gender' Nusantara. Semua penari begitu juga sinden berjenis kelamin laki-laki. Tetapi berdandan menyerupai perempuan.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Agar benar-benar menyerupai perempuan, pinggang dililit beskap agar terlihat ramping. Mereka juga memakai payudara palsu dari kain.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Pada Senin (8/1) mereka diundang menari di Desa Kalipagu, Baturraden lereng Gunung Slamet Banyumas. Pengeras suara dipasang di bilah bambu mengabarkan pada warga kampung gelaran Lengger Lanang.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Sigit Kurniawan (18) anggota termuda Lengger Lanang di Rumah Lengger. Di atas panggung, ia punya nama panggilan khusus, Gita.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Di Desa Kalipagu, para Lengger Lanang bermain dari pukul 21.00-00.00. Mereka memainkan tarian dengan gerakan-gerakan gemulai.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Tak jarang mereka menari sampai di luar panggung. Warga yang menonton kadang memberi saweran mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 50.000.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Lengger ditemani Sinden yang acapkali bertingkah laku lucu, juga menerima lagu-lagu atau tarian permintaan warga.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid


Warga juga ikut naik ke atas panggung untuk menari. Penari Lengger Lanang dan penonton tak ada jarak.
©2018 Merdeka.com/Abdul Aziz Rasjid

0 komentar:

Posting Komentar