Penulis: Desynovita
- January 19, 2020
Dolorosa Sinaga secara terbuka membeberkan tentang ‘para
lelakinya’. Namun bukan lelaki sebagai pasangan, melainkan adalah tentang
karya-karyanya. Dolorosa dikenal sebagai pematung kenamaan Indonesia.
Selama 40 tahun berkarya, ia telah membuat 620 lebih
karya. Produktivitasnya tidak pernah mengendur, bahkan terus meningkat baik
secara jumlah maupun nilai. Sebagian besar dari ratusan karyanya adalah patung
dengan sosok perempuan. Karena itu, patung laki-laki buatan Dolorosa menjadi
menarik.
Menurut Lisabona Rahman, salah satu penulis buku Dolorosa
Sinaga: Bentuk, Tubuh, Substansi yang akan segera diluncurkan pada akhir
Januari mendatang, figur lelaki Dolorosa merupakan anomali dari karya-karyanya
yang didominasi oleh figur perempuan dan merepresentasikan isu-isu perempuan.
Dalam tulisan Lisabona di buku tersebut, ia mengutip
pernyataan Dolorosa,
“Gue nggak bisa bikin cowok. Cuma dia (Widji Thukul –red) dan Dalai Lama yang cowok di sini. Gue mulai bikin lempung untuk jadi cowok, tapi pasti jadinya cewek dan tiba-tiba ada sanggulnya”.
Para lelaki Dolorosa inilah yang menjadi inspirasi
sekaligus fokus utama perbincangan dalam acara diskusi bertajuk “Dolo dan Para
Lelakinya: Potret dalam Karya Dolorosa Sinaga”, yang diselenggarakan pada
Sabtu, 18 Januari 2020 di Galeri Nasional Indonesia.
Patung potret laki-laki yang lahir dari tangan Dolorosa,
yakni Dalai Lama, penyair Widji Thukul, Abdurrahman Wahid; proklamator
kemerdekaan Indonesia Soekarno; dan penggugat kolonialisme Multatuli.
Masing-masing patung tersebut ditanggapi oleh enam panelis, di antaranya Yori
Antar sebagai penanggap karya potret Dalai Lama; Danial Indrakusuma penanggap
potret Widji Thukul; Muhammad Sobary dan Abdon Nababan penanggap potret
Abdurrahman Wahid (Gus Dur); Sukmawati Soekarnoputri dan Seno Gumira Ajidarma
penanggap potret Soekarno; dan Bonnie Triyana sebagai penanggap potret
Multatuli.
Diskusi yang diselenggarakan oleh Somalaing Art Studio,
Galeri Nasional Indonesia, Institut Kesenian Jakarta, dan Poligrabs Creative
Studio ini merupakan salah satu dari rangkaian acara prapeluncuran buku
biografi Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi.
Dicetak dalam dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris (Dolorosa Sinaga: Body, Form, Matter), dengan editor Alexander
Supartono dan Sony Karsono, buku ini akan diluncurkan pada 31 Januari 2020 di
Galeri Nasional Indonesia.
*dsy/GNI
0 komentar:
Posting Komentar