Ketoprak Dangsak
Pentas Ketoprak Dangsak "Reksa Mustika Bumi" kolaborasi Cepetan Alas dengan Ketoprak. Pentas ini digelar DKD Kebumendi PRPP Jateng [Foto:AP]
Lengger Banyumasan
Pementasan seni tradisi lengger dari Dariah; tokoh legendaris"Lengger Banyumasan"
Suro Bulus, Parodi Satire Ketoprak Rakyat
Lakon carangan "Suro Bulus" yang merupakan manifestasi perlawanan masyarakat tradisi terhadap kejahatan korporasi tambang
DRAS SUMUNAR, Tetet Srie WD
Pagelaran "Serat Dras Sumunar" karya Tetet Srie WD di Roemah Martha Tilaar Gombong
Dewa Ruci
Pentas wayang dengan lakon "Dewa Ruci" dalam Festival Dalang Anak di Banjarnegara. Tiga dari empat dalang cilik Kebumen sabet juara [Foto:AP]
Kamis, 30 Agustus 2012
Rabu, 15 Agustus 2012
Dewi Sekartaji
15 Agustus 2012 03:35
Cerita Panji adalah kumpulan cerita pada masa Hindu-Budha di Jawa dengan tokoh sentral Panji Asmorobangun dan Galuh Candrakirana. Cerita tersebut berkisah tentang petualangan cinta Panji Asmorobangun dan Putri Candrakirana (Dewi Sekartaji) sampai pada akhirnya bisa memerintah di Kerajaan Kediri.
Cerita Panji adalah kumpulan cerita pada masa Hindu-Budha di Jawa dengan tokoh sentral Panji Asmorobangun dan Galuh Candrakirana. Cerita tersebut berkisah tentang petualangan cinta Panji Asmorobangun dan Putri Candrakirana (Dewi Sekartaji) sampai pada akhirnya bisa memerintah di Kerajaan Kediri.
Adapun tokoh dalam cerita tersebut menurut Wikipedia adalah : Raden Inu Kertapati (Panji Asmara Bangun , Dewi Sekar Taji ( Galuh Candra Kirana), Panji Semirang (Kuda Narawangsa atau Dewi Sekartaji dalam penyamaran), Klana Sewandana (Klana Tunjung Seta), Ragil Kuning( Dewi Onengan), Gunung Sari, Panji Sinom Pradapa, Panji Brajanata, Panji Kartala, Panji Handaga, Panji Kalang, Klana Jayapuspita, Lembu Amiluhur, Lembu Amijaya, Wirun, Kilisuci, Resi Gatayu, Bremanakanda, Srengginimpuna, Jayalengkara, Panji Kuda Laleyan, Sri Makurung, Kebo Kenanga, Jaka Sumilir, Jatipitutur, Pituturjati, Ujungkelang, Tumenggung Pakencanan, Kudanawarsa, Jaksa Negara, Jaya Kacemba, Jaya Badra, Jaya Singa, Danureja, Sindureja, Klana Maesa Jlamprang, Klana Setubanda, Sarag, Sinjanglaga, Retna Cindaga, Surya Wisesa. Wow...banyak sekali ya...Tokoh-tokoh tersebut bisa disajikan dalam bentuk fragmen. Tapi...jika hanya mengambil salah satu tokohnya saja disebut pethilan. Seperti tari Sekartaji.
Tidak semua penari bisa dengan apik menarikan tari topeng. Karena menari dengan menggunakan topeng membutuhkan skill yang luar biasa. Dia (si penari) harus bisa memerankan tokoh topeng tersebut dengan baik. Bagaimana caranya supaya topeng itu seperti hidup (menari). Disamping dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa. Karena penggunaan topeng dalam tari Jawa khususnya gaya Surakarta/Solo, gaya Mangkunegaran maupun Kraton Surakarta adalah digigit bukan ditalikan melingkar ke belakang kepala. Jadi, di balik topeng ada semacam karet yang letaknya di belakang mulut topeng. Supaya kuat, karet tersebut direkatkan dengan menggunakan paku kecil.
Nah...karet tersebut yang digigit. Lobang pada bagian mata pun sangat kecil. Intinya, menari topeng dibutuhkan konsentrasi tinggi, karena harus bisa memadukan gerak, keseimbangan, arah hadap dan olah nafas. Sehingga banyak anggapan, jika seseorang atau seorang penari itu jika sudah bisa menari topeng dengan baik, dia termasuk penari yang benar-benar berkwalitas. Dalam tari Sekartaji, penari tidak membutuhkan rias wajah. Karena topeng dipakai dari awal sampai akhir tarian.
Semoga ulasan ini bisa menambah khasanah seni budaya di negeri nan cantik ini.
Salam budaya...
Kompasiana/Sarie